Kebocoran
Ekonomi dalam Pariwisata
Dalam
tulisan ini berisi tentang kebocoran yang terjadi dalam ekonomi pariwisata.
Kebocoran dalam pariwisata terjadi ketika pendapatan dari kegiatan ekonomi yang
berkaitan dengan pariwisata di negara-negara tujuan yang tidak tersedia
untuk reinvestasi atau konsumsi barang
dan jasa di negara-negara yang sama. Kebocoran ekonomi dapat eksternal,
internal, terlihat kebocoran, di mana ketiga jenis kebocoran disebabkan oleh
faktor yang berbeda. Kebocoran yang tak terelakkan dalam kondisi pasar bebas
atau liberalisasi perdagangan saat ini, kebocoran ekonomi namun dapat
diminimalkan dengan berbagai cara dan strategi. Strategi terbaik adalah
struktur clusture strategi yang harus diterapkan oleh pemerintah melalui
perjanjian internasional, baik yang dilakukan pada tingkat ekspor, tingkat
pemasok, serta tingkat input ekonomi dapat diatur sedemikian rupa untuk
mengurangi atau meminimalkan kebocoran ekonomi.
Kebocoran
pada sektor pariwisata
Intinya
adalah sebagian uang yang dibelanjakan oleh wisatawan asing atau wisatawan luar
daerah yang tidak dibelanjakan oleh wisatawan asing atau wisatawan luar daerah
yang tidak dibelanjakan dan tidak memberikan pengaruh pada perekonomian suatu
daerah pariwisata setempat (Oka AYoeti, 2008). Kebocoran ekonomi ini tidak akan
dapat dihilangkan, namun hal yang paling memungkinkan untuk dilakukan adalah
meminimalisir besaran dari kebocoran ekonomi itu sendiri.
·
Import
Leakage
Kebocoran ekonomi jenis ini merupakan salah
satu kebocoran ekonomi yang sifatnya nyata dan terasa langsung. Kebocoran
ekonomi import adalah suatu keadaan dimana uang dari suatu destinasi, misalkan
Pulau Bali telah menjadi surga bagi para pebisnis, jutaan dollar dikeluarkan oleh
para investor asing untuk membangun hotel dan resort mewah serta Pemerintah
Kabupaten Raja Ampat memberikan ruang sebesar-besarnya kepada investor asing
untuk berinvestasi ,yang berarti tidak berdampak kepada kegiatan ekonomi di
dalam Negara asal uang itu berada yang dikarenakan uang tersebut dilakukan
untuk kegiatan transaksi import barang dari luar negeri.
Kegiatan
ini dapat dikatakan sebagai kebocoran karena uang yang digunakan untuk
melakukan kegiatan transaksi import tidak akan berpengaruh terhadap perekonomian
Negara yang melakukan kegiatan import itu sendiri. Dalam artian uang yang telah
digunakan sudah berhenti berputar di Negara tersebut.
Contoh
kasus lain dari kebocoran tipe ini adalah penyetandaran kualitas dalam ukuran
internasional terhadap barang-barang yang digunakan pada suatu tempat wisata,
terutama pada hotel-hotel berbintang dan restoran-restoran yang menggunakan
standar internasional. Dengan adanya penyamarataan kualitas suatu barang atau
jasa secara internasional maka membuat kemungkinan barang-barang produksi lokal
yang digunakan oleh hotel-hotel berbintang tidak dapat bersaing
kualitasnya dengan produk luar. Oleh
karena itu dengan terpaksa atau tidak pihak hotel atau restoran yang
kebutuhannya tidak terpenuhi oleh produkan lokal mau tidak mau akan melakukan
kegiatan pengimporan barang atau jasa dengan baiya dengan biaya yang digunakan diambil dari pendapatan hotel atau restoran
tersebut.
·
Eksport
Leakage
Kebocoran
eksport seringkali terjadi pada pembangunan destinasi wisata khususnya pada
Negara miskin atau berkembang yang cemderung memerlukan modal dan investasi
terjadi ketika terjadinya permintaan terhadap peralatan-peralatan yang
berstandar internasional yang digunakan dalam industri yang besar untuk
membangun infrastruktur dan fasilitas wisata lainnya. Kondisi seperti ini, akan
mengundang masuknya penanam modal asing yang memiliki modal yang kuat untuk
membangun resort atau hotel serta fasilitas dan infrastruktur pariwisata, sebagai imbalannya, keuntungan
usaha dan investasi mereka akan mendorong uang mereka kembali ke Negara mereka
tanpa bisa dihalangi, hal inilah yang disebut dengan “leakage” kebocoran
ekspor.
·
Invisible
Leakage
Invisible
Leakage atau kebocoran ekonomi yang tidak secara langsung oleh konsumen ataupun
produsen suatu produk. Pada kebocoran jenis ini biasanya uang yang keluar dari
suatu daerah asal dan tidak lagi mempengaruhi kegiatan ekonomi di daerah
tersebut tidak terasa secara langsung.
Pada
kebocoran ekonomi yang tidak terlihat dapat terjadi pada perhitungan pendapatan
asli daerah dari sektor pajak. Invisible
leakage pada pendapatan asli daerah
dapat dilihat pada studi kasus pembayaran pajak suatu perusahaan yang melakukan
pembayaran kepada pemerintah pusat. Sehingga uang yang seharusnya mengalir dan
bergerak di dalam lingkup daerah tidak dapat berpengaruh terhadap daerah
tersebut.
Invisible
leakage juga dapat terjadi kepada konsumen suatu barang atau benda yang dibeli
dan harga pajak per barang tersebut ditanggungkan oleh pembeli atau konsumen
dari barang tersebut.
Efek
yang muncul
Pada
tiap kebocoran ekonomi yang terjadi di suatu daerah pastilah akan berpengaruh
terhadap kondisi perekonomian bahkan juga berpengaruh terhadap kondisi sosial
daerah tersebut. Contoh-contoh dari efek yang muncul karena terjadinya
kebocoran dalam bidang ekonomi di dalam
suatu daerah antara lain adanya kemungkinan untuk terjadi pemiskinan terhadap
penduduk sekitar daerah wisata. Pemilik
asli dari suatu destinasi ataupun obyek wisata adalah penduduk asli dari destinasi atau obyek wisata itu berada.
Seharusnya apabila suatu obyek wisata berkembang disuatu daerah maka warga
sekitar juga seharusnya memiliki tingkat kesejahteraan yang tinggi, namun pada
kenyataannya masih banyak warga asli yang tinggal disekitar tempat obyek wisata
masih memiliki kondisi ekonomi yang
memprihatinkan. Hal ini bisa dipastikan terjadi karena adanya kebocoran
daaarrri segi ekonomi pada daerah tersebut. Apabila kebocoran yang terjadi pada suatu daerah wisata sangat besar maka efek
yang berpengaruh kepada ranah sosialnya akan sangat dapat terasa. Seperti
contohnya adalah akan munculnya kesenjangan sosial antar warga dan cenderung
dapat menyebabkan konflik antar warga.
Kesimpulan
Economical
leakage atau kebocoran dalam sektor ekonomi sangat tidak memungkinkan untuk
dihindari. Hal ini semakin diperparah oleh keadaan pasar bebas atau dapat juga
disebut dengan Liberalisasi perdagangan. Namun hal utama yang harus dilakukan
pemerintah dengan daya dukung yang setimpal
oleh warga yang dipimpin adalah upaya untuk sebisa mungkin meminimalisir
kebocoran ekonomi yang ada. Hal-hal seperti kesepakatan antar Negara yang
membuat kebocoran ekonomi tersebut menjadi minim harus digalakan.
Hal
lain yang dapat dilakukan pemerintah
adalah memberdayakan secara maksimal produk lokal sehingga dapat menekan
jumlah kebocoran ekonomi yang berfaktor impor. Undang-undang Republik Indonesia
no 10 tahun 2009 menjamin kesejahteraan masyarakat yang tinggal disekitar suatu
kawasan obyek wisata. Hal ini seperti sudah dijelaskan diatas bahwa pada
dasarnya pemilik asli dari suatu obyek wisata
adalah penduduk asli yang tinggal di sekitar daerah yang menjadi tempat
pariwisata tersebut. Contoh kasus
semacam ini banyak sekali terdapat pada daerah-daerah berkembang yang masih
sangat mebutuhkan bantuan dari pihak luar untuk membangun daerah tersebut.
Khususnya pada Negara-negara berkembang yang sangat mengandalkan wisata alam
pada kegiatan pariwisatanya.
Beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan pemerintah untuk meminimalkan tingkat
kebocoran di bidang ekonomi:
Regional Supplier Level:
campur tangan pemerintah juga diperlukan untuk memfasilitasi provider asing
diperlukan untuk menyediakan komponen yang tidak mampu disediakan oleh provider
domestic, kebutuhan barang dan jasa inilah yang menarik masuknya supplier asing
ke regional dengan tingkat leakages yang sekecil mungkin.
Economic Input Level: campur tangan pemerintah pada level ini
diperlukan bagi semua pihak untuk menyediakan landasan bisnis. Organisasi
swasta dan pemerintah atau agen yang lainnya memerlukan landasan untuk
menjalankan bisnisnya sehingga diperlukan dukungan pendidikan dan pelatihan,
inovasi, pendanaan, infrastruktur dan informasi, iklim usaha seperti pajak,
aturan dan administrasi, dan jaminan kualitas hidup.
Pengaruh
positif pembangunan pariwisata sudah tidak perlu diragukan lagi seperti
pendapatan nilai tukar valuta asing, penerimaan devisa akibat adanya konsumsi
wisatawan, penyerapan tenaga kerja, pembangunan infrastruktur pariwisata yang
turut dinikmati oleh masyarakat lokal dan di beberapa destinasi pariwisata juga
sebagai generator pemberdayaan perekonomian masyarakat lokal.
Referensi
1. Yoeti, Oka A.
(2008), Ekonomi Pariwisata, Kompas, Jakarta
2.
repository.ipb.ac.id/…/JIPI_Des08%20vol.13.no%2003%20hlm.173
Apa saja jenis-jenis kebocoran ekonomi yang terjadi dalam sektor pariwisata? Greeting : Telkom University
BalasHapus