Kamis, 12 Desember 2013

Konsep Budget & Kepuasan Optimal



Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Siswa Bimbingan Belajar di Bandar Lampung

Pembahasan  ini bertujuan untuk mengetahui kualitas jasa dan kepuasan konsumen Progran Pendidikan Jenjang SMA pada siswa Lembaga Bimbingan dan Konsultasi Belajar Al Qolam Bandar Lampung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey. Populasi penelitian ini berjumlah 390 siswa dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 80 siswa. Data dikumpulkan dengan angket dan dianalisis dengan regresi. Berdasarkah hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) kualitas jasa pendidikan belum memuaskan, (b) ada pengaruh tangible, empathy, reliability, responsiveness, assurance terhadap kepuasan konsumen pada Lembaga Bimbingan dan Konsultasi Belajar Bandar Lampung,.
 Konsumen/ siswa akan merasa puas apabila semua proses belajar mengajar sesuai dengan kurikulum berlaku dan dilengkapi dengan fasilitas belajar yang optimal. Lembaga pendidikan dalam memberikan pelayanan kepada siswa hendaknya sesuai dengan isi brosur. Namun masih terdapat lembaga pendidikan yang dalam memberikan pelayanan tidak sesuai dengan isi brosur. Contohnya dalam brosur tertulis, ”pelayanan belajar akan diberikan dengan melengkapi fasilitas mengajar yang optimal” tetapi dalam kenyataannya fasilitas belajar yang diberikan tidak berjalan secara optimal. Hal ini dapat membuat konsumen/ siswa merasa kecewa atau tidak puas akan pelayanan yang diberikan. Dalam hal ini, lembaga pendidikan perlu mempehatikan pelayanan yang diberikan kepada konsumennya agar siswa/ konsumen merasa puas.

Secara umum, Manfaat dari suatu barang adalah kemampuan dari barang itu untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan manusia.Manfaat suatu barang dapat bersifat subjektif, artinya bergantung pada orang yang membutuhkannya dan hanya dapat diukur dengan menggunakan tingkat intensitas kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh barang itu.
Di dalam teori ekonomi kepuasan seseorang dalam mengonsumsi suatu barang dinamakan utility atau nilai guna. Jika kepusan semakin tinggi, semakin tinggi pula nilai gunanya. Sebaliknya, bila kepuasan semakin rendah maka semakin rendah pulalah nilai gunanya.
Untuk mengetahui kepuasan seseorang dapat di ilustrasikan dalam bentuk nilai guna. Nilai guna dibedakan menjadi dua, yaitu nilai guna total (total utility) dan nilai guna tambahan (marginal utility). Nilai guna total adalah jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dalam mengkonsumsi sejumlah barang tertentu, sedangkan nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit barang.
Bila kita mengkonsumsi barang maka dapat diukur beberapa tingkat kepuasan yang kita dapat dari barang tersebut, tetapi kita tidak hanya mengkonsumsi satu barang, tetapi lebih dari satu barang, bahkan mungkin berpuluh- puluh barang. Kerumitan muncul dalam menentukan komposisi dan jumlah barang yang mewujudkan nilai guna yang maksimum dari berbagai perbedaan barang yang akan kita konsumsi. Kalau harga setiap barang adalah bersamaaan, nilai guna akan mencapai tingkat yang maksimum apabila nilai guna marginal dari setiap barang adalah sama besarnya. Misalnya seorang muslim mengonsumsi tiga jenis kebutuhan, yaitu: makanan, pakaian, dan hiburan. Didapatinya bahwa unit makanan ketiga, unit pakaian kedua, dan unit hiburan pertama memberikan nilai guna marginal yang sama besar. Maka kepuasan maksimum akan diperoleh orang tersebut apabila mengonsumsi tiga unit makanan, dua unit pakaian, dan satu unit hiburan.
Menurut Parasuraman, dalam Rambat Lupiyoadi (2001:148-149) disimpulkan bahwa terdapat 5 dimensi SERVQUAL dalam kaitannya dengan kepuasan pelanggan. Diantaranya adalah adalah sebagai berikut:
 1. Bentuk fisik (tangible) seperti gedung, peralatan, dan penampilan fisik dari seluruh karyawan merupakan atu bentuk nyata dan terlihat (tangible). Konsumen akan merasa puas jika tempat di mana ia memperoleh jasa pendidikan menarik dan nyaman. Penyedia jasa pendidikan memberikan kesan yang simpatik kepada konsumennya dan mengenal setiap konsumennya selama proses pemberian jasa berlangsung.
2. Dimensi empathy memberikan peluang yang besar bagi penyedia jasa untuk memberikan pelayanan yang baik, sesuatu yang tidak diharapkan pelanggan ternyata diberikan oleh penyedia jasa pendidikan.
3. Pelayanan yang handal (reliability) ditentukan oleh kemampuan penyedia jasa dalam memberikan pelayanan sesuai dengan yang telah dijanjikan.
 4.  Pelayanan yang responsive / cepat tanggap merupakan bentuk pelayanan yang diharapkan oleh konsumen. Penyedia jasa pendidikan yang mampu tanggap terhadap kebutuhan konsumen/siswa memberikan kepuasan bagi konsumen atas layanan yang mereka terima.
5. Konsumen merasa puas dengan adanya jaminan/ kepuasan bahwa layanan yang mereka terima benar dan dilakukan oleh sumber daya manusia yang berkompeten di bidangnya. Reputasi penyedia jasa yang memiliki reputasi baik akan memberikan pelayanan yang berkualitas. Jaminan (assurance) pada akhirnya akan memberikan kepuasan bagi konsumen yang memilih untuk mengonsumsi suatu jasa.
Pada dasarnya kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan atas produk akan berpengaruh pada pola perilaku selanjutnya. Hal ini akan ditunjukkan pelanggan setelah terjadi proses pembelian (postpurchase action). Apabila pelanggan merasa puas, maka dia akan menunjukkan besarnya kemungkinan untuk kembali untuk membeli produk yang sama. Pelanggan yang puas juga cenderung akan memberikan referensi yang baik terhadap produk kepada orang lain. (Rambat Lupiyoadi:2001:159)
Mengingat pentingnya nilai dan kepuasan pelanggan maka dikenal konsep rantai nilai vlue chain yang dikemukakan oleh Michael Porter dalam J. Supranto (1997: 234) yang mengusulkan rantai nilai sebagai cara perusahaan untuk menemukan lebih banyak nilai pelanggan. Setiap perusahaan terdiri dari kegiatan untuk merancang, menghasilkan, memasarkan, dan mendukung produk yang dihasilkannya. Rantai nilai menemukan sembilan kegiatan penting strategis yang menciptakan nilai dan biaya dalam usaha tertentu. Kesembilan kegiatan penciptaan nilai tersebut terdiri dari lima kegiatan utama dan empat kegiatan.
Diluar pembahasan tentang kepuasan siswa terhadap program bimbel yang mereka ikuti, maka kita perlu melihat sedikit tentang perilaku dan kepuasan konsumen dari budget yang mereka miliki.
  
o   Perilaku konsumen
Dalam melihat perilaku konsumen dapat dilihat dari dua pendekatan:
A. Pedekatan Marginal Utility (Kardinal)
Pendekatan kardinal didasarkan pada asumsi bahwa tingkat kepuasan dapat diukur dengan satuan tertentu seperti rupiah, jumlah, unit atau buah dan lain-lain.Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya.
Keseimbangan Konsumen
Kepuasan maksimum terjadi apabila alokasi pengeluaran pada komoditi-komoditi terjadi pada saat kepuasan setiap rupiah terakhir yang dikeluarkan adalah sama. Beikut kurvanya:


B. Pendekatan Indifference Curve (Ordinal)
Pendekatan ordinal mengasumsikan bahwa konsumen mampu meranking/membuat urutan-urutan kombinasi barang yang akan dikonsumsi berdasarkan kepuasan yang akan diperolehnya tanpa harus menyebutkan secara absolut. Pendekatan ordinal digunakan dengan menggunakan analisis kurva indiferensi.
Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai titik-titik kombinasi dua barang yang memberikan kepuasan yang sama. Mengukur kepuasan konsumen dengan pendekatan kurva indiferensi didasarkan pada 4 (empat) asumsi, yakni :
a. Konsumen memiliki pola preferensi akan barang-barang konsumsi yang dinyatakan dalam bentuk peta indiferensi.
b. Konsumen memiliki dana dalam jumlah tertentu.
c. Konsumen selalu berusaha untuk mencapai kepuasan maksimum.
d. Semakin jauh dari titik origin, maka kepuasan konsumen semakin tinggi.
Karakteristik Kurva Indiferens
Kurva indiferensi memiliki karakteristik atau ciri-ciri umum sebagai berikut:
1. Memiliki kemiringan yang negatif
2. Tidak dapat berpotongan
3. Cembung terhadap titik origin
 Berikut kurvanya:

Garis Anggaran (Budget Line)
Salah satu syarat yang dibutuhkan agar seorang konsumen dapat mengkonsumsi barang dan jasa adalah memiliki pendapatan untuk dibelanjakan. Daya beli seorang konsumen dalam melakukan permintaan terhadap barang dan jasa dipengaruhi oleh:
a) pendapatan yang dimiliki
b) harga barang yang diinginkan.
Berikut kurvanya:
 


Kesimpulan
Setelah study literature tersebut, dan melakukan telaah referensi tentang kepuasan konsumen yang optimal dan budget seperti yang diatas maka dapat disimpulkan bahwa semua faktor yang mempengaruhi seperti tangible, empathy, reability, responsiveness, dan assurance berpengaruh pada kepuasan konsumen yaitu siswa yang ada di Bandar Lampung. Kualitas jasa pendidikan pada Lembaga Bimbingan dan Konsultasi Belajar Bandarlampung Tahun Akademik 2005/2006 belum memuaskan. 

Referensi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar