Kamis, 28 November 2013

Analisis teori komparatif di Indonesia

TUGAS TEORI EKONOMI 1
Analisis teori komparatif di Indonesia

DISUSUN OLEH :
1.       AMALIA NURUL HIDAYAH (20212684)
2.       ANDA PUTRA (20212734)
3.       ICHA TIFANNY (23212537)
4.       ISMI ALAWIYAH (23212843)
5.       PUTRI NADILLA HUMAIROH (25212777)
SM AK 06-03


UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
2013



Analisis teori komparatif di Indonesia


Teori keunggulan komparatif adalah teori yang dikemukakan oleh david Ricardo menurutnya , perdagangan internasioanl terjadi bila ada perbedaan keunggulan kompoaratif antar negara ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah dari pada negara lainnya.
Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah banyak komoditi Indonesia baik soft komoditi maupun hard komoditi untuk menduduki peringkat utama di dunia, sebagai contoh Indonesia dan Malaysia sama-sama memproduksi kopi dan timah. Indonesia mampu memproduksi kopi secara efisien dengan biaya yang murah tetapi tidak mampu memproduksi timah secara efisien dan murah, begitupula Malaysia sebaliknya.
Indonesia menjadi negara produsen kopi terbesar kopi dunia tahun 2012, menempati urutan pertama ada Bazil dengan kontribusi 3.490.560 ton/tahun, urutan kedua ada Vietnam dengan kontribusi 1.320.000 ton/tahun, urutan ketiga ada Indonesia dengan kontribusi 657.000 ton/tahun. Selain contoh diatas Indonesia juga merupakan negara penghasil rempah-rempah dan kelapa sawit menduduki peringkat nomor satu dunia.
Oleh karena itu kelompok kami memilih kelapa sawit sebagai potensi komoditi pertama di Indonesia. Salah satu contoh dari kelapa sawit dan rempah-rempah adalah CPO (Crude Palm Oil). CPO adalah minyak kelapa sawit mentah yang berwrna kemerah-merahan yang diperoleh dari hasil ekstraksi atau dari proses pengempaan daging buah kelapa sawit.
Produk turunan CPO berguna diberbagai bidang industri antara lain:
  • Industry sabun berupa bahan penghasil busa
  • Industry baja berupa abahan pelumas
  • Industry pangan berupa minyak goring, margarine dan vegetableghee
  •  Indsutri oleo kima antara lain berupa fatty alcohol
Hasil utama tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit atau yang dikenal CPO atau inti sawit. Minyak sawit dapat dimanafaatkan diberbagai industry karena memiliki susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industry yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku adalah industry pangan, indutri kosmetik dan farmasi. Bahkan minyak sawit telah dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki keuntungan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Keunggulan tersebut antara lain:
  • Menjadi sumber minyak nabati termurah karena efisiensi minyak kelapa sawit ini tinggi
  •  Dibandingkan dengan minyak lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai produktifitas yang tinggi
  •  Dibandingkan dengan minyak nabati lainnya minyak kelapa sawit mempunyai manfaat yang lebih luas baim pada industry pangan maupun indutri non pangan
  • Kandungan gizi minyak kelapa sawit lebih unggul daripada minyak nabati lainnya.
Pada 2009 indonesia merupakan produsen terbesar minyak sawit, melampaui Malaysia pada tahun 2006, menghasilkan lebih dari 20,9 juta ton. Indonesia bercita-cita untuk menjadi produsen top dunia minyak sawit, tetapi pada akhir 2010 60% dari output di ekspor masih dalam bentuk CPO.
Ekspor CPO memiliki prospek yang sangat cerah disebabkan oleh peningkatan konsumsi produk-produk yang berbahan baku CPO yang sejalan dengan pertumbuhan produk diberbagai negara. Harga CPO pertengahan Februari 2011 yang diperdagangkan di bursa komiditi dan derivative Indonesia (BKDI) dibuka pada level harga $1.256 / tahun dan pada akhir perdagangan berada pada level harga $1.188/ ton. Rata-rata harga CPO yang ditransaksikan di BKDI berada pada level harga $1.260/ ton dengan harag tertinggi $1.299/ ton dan harga terendah $1.188/ton. Di Malaysia derivative exchange (MDEX), harga rata-rata CPO yang ditransaksikan untuk pertengan februari 2011 berada pada level harga $1.246/ton dan di Rotterdam $1.283/ ton.
Untuk perkembangan konsumsi minyak sawit atau CPO dunia dari tahun ke tahun terus menunjukkan tren meningkat. Pertumbuhan akan permintaan akan CPO dunia dalam 5 tahun terakhir, rata-rata tumbuh sebesar 9,92%. Cina dengan Indonesia merupakan negara yang paling banyak menyerap CPO dunia. Selain itu negara uni-eropa juga termasuk konsumen besar pengngonsumsi CPO di dunia.
Dewan Minyak Sawit Indonesia memperkirakan produksi minyak sawit mentah atau CPO didalam negeri pada tahun 2013 meningkat 10% dari realisasi tahun ini sebesar 25,5 juta ton akibat minimnya pengembangan lahan.
Menurut wakil ketua DMSI, Derom Bangun, di Jakarta, beliau mengatakan bahwa pada tahun  depan produksi CPO nasiona mencapai 28,5 juta ton, naik 10% dari realisasi tahun ini. hal ini karena sejak beberapa tahun terakhir pengembangan lahan perkebunan komoditas tersebut sangat sedikit akibat kesulitan mendapatkan lahan baru.
Ekspansi lahan sawit menurut Derom Bangun, terhambat karena berbagai kebijakan pemerintah dari dalam negeri maupun luar negeri termasuk masalah moratorium sawit. Menurut Derom Bangun terbatsnya kenaikan areal dan produksi sawit nasional sangat disayangkan karena permintaan CPO semakin tinggi sejalan dengan bertambahnya kebutuhan baik akibat pertambahan penduduk hingga perkembangan industry namun, dengan minimnya pertambahan produksi diharapkan harga jual bisa naik kembali dan meningkat terus.
Menurut Derom Pada tahun 2013 harga jual minyak sawit diproyeksikan mencapai $850/ton dan paling tinggi $900/ton, menurut Derom akibat krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat dan Eropa harga CPO berada pada kisaran $850 sampai dengan $900/ ton. Hingga akhir tahun ini rata-rata harga jual CPO sekitar $1000/ton.
Saat ini Indonesia menguasai pangsa pasar ekspor CPO terbesar di dunia sebesar 64.35% sementara Malaysia menguasai pangsa pasar ekspor produk keturunan CPO sebesar 52,35%.

Dari berbagai perkembangan dan kajian yang ada, terlihat bahwa ke depan persaingan dalam usaha perkebunan kelapa sawit bukan saja terjadi antar sesama negara produsen melainkan juga persaingan dengan jenis minyak nabati lainnya. Hal ini jelas terlihat dari gambaran tentang pangsa konsumsi dan produksi minyak nabati yang ada pada tabel berikut :
Pangsa Produksi dan Konsumsi Minyak Nabati Dunia

Di bawah ini merupakan grafik perkembangan persentase produksi dan konsumsi minyak nabati dunia: 
Berikut merupakan tabel negara pengekspor utama CPO dalam ribu ton :
Sedangkan tabel di bawah ini menunjukkan negara-negara pengimpor utama CPO dalam satuan ribu ton : 

Data yang diambil pada kedua tabel merupakan data pada tahun 2007.
Perkembangan produktivitas kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2003-2009 akan diperlihatkan pada gambar di bawah ini :

Berikut tabel proyeksi produksi minyak sawit Indonesia tahun 2009-2012 (data dibuat pada tahun 2010).

Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar sejak tahun 2008. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia banyak terdapat di pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Aceh dan Sulawesi. Berdasarkan provinsi, Riau merupakan provinsi penghasil minyak sawit terbesar di Indonesia. 

Kesimpulan:
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam terbukti dengan banyaknya konsumsi dunia akan sumber daya alam yang dipenuhi oleh Indonesia. CPO ( Crude Palm Oil)  adalah salah satu nilai komparatif yang dimiliki oleh Indonesia sebagai negara utama yang menyuplai kebutuhan dunia. 

Prospek pertumbuhan industry kelapa sawit ini sangat cerah mengingat permintaannya yang terus meningkat baik akibat pertambahan yang dialami seperti kenaikan pertambahan penduduk yang otomatis akan meningkatkan permintaan minyak goreng, berkembangnya industry hilir dan yang terakhir yang cukup mempengaruhi kenaikan permintaan CPO dunia secara signifikan yaitu pengembangan energy alternatif pengganti minyak bumi.

SUMBER :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar