TUGAS TEORI EKONOMI 1
Analisis
teori komparatif di Indonesia
DISUSUN OLEH :
1. AMALIA
NURUL HIDAYAH (20212684)
2. ANDA
PUTRA (20212734)
3. ICHA
TIFANNY (23212537)
4. ISMI
ALAWIYAH (23212843)
5. PUTRI
NADILLA HUMAIROH (25212777)
SM AK 06-03
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
2013
Analisis teori komparatif di
Indonesia
Teori keunggulan komparatif
adalah teori yang dikemukakan oleh david Ricardo menurutnya , perdagangan
internasioanl terjadi bila ada perbedaan keunggulan kompoaratif antar negara ia
berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu
memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah dari
pada negara lainnya.
Indonesia sebagai negara agraris
memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah banyak komoditi Indonesia baik soft
komoditi maupun hard komoditi untuk menduduki peringkat utama di dunia, sebagai
contoh Indonesia dan Malaysia sama-sama memproduksi kopi dan timah. Indonesia
mampu memproduksi kopi secara efisien dengan biaya yang murah tetapi tidak
mampu memproduksi timah secara efisien dan murah, begitupula Malaysia
sebaliknya.
Indonesia menjadi negara produsen
kopi terbesar kopi dunia tahun 2012, menempati urutan pertama ada Bazil dengan
kontribusi 3.490.560 ton/tahun, urutan kedua ada Vietnam dengan kontribusi
1.320.000 ton/tahun, urutan ketiga ada Indonesia dengan kontribusi 657.000
ton/tahun. Selain contoh diatas Indonesia juga merupakan negara penghasil
rempah-rempah dan kelapa sawit menduduki peringkat nomor satu dunia.
Oleh karena itu kelompok kami
memilih kelapa sawit sebagai potensi komoditi pertama di Indonesia. Salah satu
contoh dari kelapa sawit dan rempah-rempah adalah CPO (Crude Palm Oil). CPO
adalah minyak kelapa sawit mentah yang berwrna kemerah-merahan yang diperoleh
dari hasil ekstraksi atau dari proses pengempaan daging buah kelapa sawit.
Produk
turunan CPO berguna diberbagai bidang industri antara lain:
- Industry sabun berupa bahan penghasil busa
- Industry baja berupa abahan pelumas
- Industry pangan berupa minyak goring, margarine dan vegetableghee
- Indsutri oleo kima antara lain berupa fatty alcohol
Hasil utama tanaman kelapa sawit
adalah minyak sawit atau yang dikenal CPO atau inti sawit. Minyak sawit dapat
dimanafaatkan diberbagai industry karena memiliki susunan dan kandungan gizi
yang cukup lengkap. Industry yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan
baku adalah industry pangan, indutri kosmetik dan farmasi. Bahkan minyak sawit
telah dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar.
Hasil
penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki keuntungan dibandingkan
dengan minyak nabati lainnya. Keunggulan tersebut antara lain:
- Menjadi sumber minyak nabati termurah karena efisiensi minyak kelapa sawit ini tinggi
- Dibandingkan dengan minyak lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai produktifitas yang tinggi
- Dibandingkan dengan minyak nabati lainnya minyak kelapa sawit mempunyai manfaat yang lebih luas baim pada industry pangan maupun indutri non pangan
- Kandungan gizi minyak kelapa sawit lebih unggul daripada minyak nabati lainnya.
Pada 2009 indonesia merupakan
produsen terbesar minyak sawit, melampaui Malaysia pada tahun 2006,
menghasilkan lebih dari 20,9 juta ton. Indonesia bercita-cita untuk menjadi
produsen top dunia minyak sawit, tetapi pada akhir 2010 60% dari output di
ekspor masih dalam bentuk CPO.
Ekspor CPO memiliki prospek yang
sangat cerah disebabkan oleh peningkatan konsumsi produk-produk yang berbahan
baku CPO yang sejalan dengan pertumbuhan produk diberbagai negara. Harga CPO
pertengahan Februari 2011 yang diperdagangkan di bursa komiditi dan derivative
Indonesia (BKDI) dibuka pada level harga $1.256 / tahun dan pada akhir
perdagangan berada pada level harga $1.188/ ton. Rata-rata harga CPO yang
ditransaksikan di BKDI berada pada level harga $1.260/ ton dengan harag
tertinggi $1.299/ ton dan harga terendah $1.188/ton. Di Malaysia derivative
exchange (MDEX), harga rata-rata CPO yang ditransaksikan untuk pertengan
februari 2011 berada pada level harga $1.246/ton dan di Rotterdam $1.283/ ton.
Untuk perkembangan konsumsi
minyak sawit atau CPO dunia dari tahun ke tahun terus menunjukkan tren meningkat.
Pertumbuhan akan permintaan akan CPO dunia dalam 5 tahun terakhir, rata-rata
tumbuh sebesar 9,92%. Cina dengan Indonesia merupakan negara yang paling banyak
menyerap CPO dunia. Selain itu negara uni-eropa juga termasuk konsumen besar
pengngonsumsi CPO di dunia.
Dewan Minyak Sawit Indonesia
memperkirakan produksi minyak sawit mentah atau CPO didalam negeri pada tahun
2013 meningkat 10% dari realisasi tahun ini sebesar 25,5 juta ton akibat
minimnya pengembangan lahan.
Menurut wakil ketua DMSI, Derom
Bangun, di Jakarta, beliau mengatakan bahwa pada tahun depan produksi CPO nasiona mencapai 28,5 juta
ton, naik 10% dari realisasi tahun ini. hal ini karena sejak beberapa tahun
terakhir pengembangan lahan perkebunan komoditas tersebut sangat sedikit akibat
kesulitan mendapatkan lahan baru.
Ekspansi lahan sawit menurut
Derom Bangun, terhambat karena berbagai kebijakan pemerintah dari dalam negeri
maupun luar negeri termasuk masalah moratorium sawit. Menurut Derom Bangun
terbatsnya kenaikan areal dan produksi sawit nasional sangat disayangkan karena
permintaan CPO semakin tinggi sejalan dengan bertambahnya kebutuhan baik akibat
pertambahan penduduk hingga perkembangan industry namun, dengan minimnya
pertambahan produksi diharapkan harga jual bisa naik kembali dan meningkat
terus.
Menurut Derom Pada tahun 2013
harga jual minyak sawit diproyeksikan mencapai $850/ton dan paling tinggi
$900/ton, menurut Derom akibat krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat dan
Eropa harga CPO berada pada kisaran $850 sampai dengan $900/ ton. Hingga akhir
tahun ini rata-rata harga jual CPO sekitar $1000/ton.
Saat ini Indonesia menguasai
pangsa pasar ekspor CPO terbesar di dunia sebesar 64.35%
sementara Malaysia menguasai pangsa pasar ekspor produk keturunan CPO sebesar
52,35%.
Dari berbagai perkembangan dan kajian yang
ada, terlihat bahwa ke depan persaingan dalam usaha perkebunan kelapa sawit
bukan saja terjadi antar sesama negara produsen melainkan juga persaingan
dengan jenis minyak nabati lainnya. Hal ini jelas terlihat dari gambaran
tentang pangsa konsumsi dan produksi minyak nabati yang ada pada tabel berikut
:
Pangsa Produksi dan
Konsumsi Minyak Nabati Dunia
Di bawah ini merupakan grafik perkembangan persentase produksi
dan konsumsi minyak nabati dunia:
Berikut merupakan tabel negara pengekspor utama CPO dalam ribu ton :
Berikut merupakan tabel negara pengekspor utama CPO dalam ribu ton :
Sedangkan tabel di
bawah ini menunjukkan negara-negara pengimpor utama CPO dalam satuan ribu ton
:
Perkembangan
produktivitas kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2003-2009 akan diperlihatkan
pada gambar di bawah ini :
Berikut tabel proyeksi
produksi minyak sawit Indonesia tahun 2009-2012 (data dibuat pada tahun 2010).
Indonesia merupakan negara penghasil minyak
kelapa sawit terbesar sejak tahun 2008. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia
banyak terdapat di pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Aceh dan Sulawesi.
Berdasarkan provinsi, Riau merupakan provinsi penghasil minyak sawit terbesar
di Indonesia.
Kesimpulan:
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan
yang kaya akan sumber daya alam terbukti dengan banyaknya konsumsi dunia akan
sumber daya alam yang dipenuhi oleh Indonesia. CPO ( Crude Palm Oil)
adalah salah satu nilai komparatif yang dimiliki oleh Indonesia sebagai negara
utama yang menyuplai kebutuhan dunia.
Prospek pertumbuhan industry kelapa sawit
ini sangat cerah mengingat permintaannya yang terus meningkat baik akibat
pertambahan yang dialami seperti kenaikan pertambahan penduduk yang otomatis
akan meningkatkan permintaan minyak goreng, berkembangnya industry hilir dan
yang terakhir yang cukup mempengaruhi kenaikan permintaan CPO dunia secara
signifikan yaitu pengembangan energy alternatif pengganti minyak bumi.
SUMBER :
5.
http://vibiznews.com/2013/10/18/prospek-komoditi-indonesia-sebagai-acuan-harga-dunia/ http://pphp.deptan.go.id/disp_informasi/1/5/54/1188/perkembangan_ekspor_kelapa_sawit__cpo__indonesia_dalam_perdagangan_dunia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar